PERTIMBANGAN KONSUMEN DALAM MEMBELI
Dalam bab ini menjelaskan : Spektrum pertimbangan, Pertimbangan ekonomis,
Pertimbangan pasif, Pertimbangan rasional, Pertimbangan emosional, dan
Pertimbangan lainnya.

Demikian juga halnya dengan konsumen dalam membuat keputusan.Keputusan
konsumen dapat berupa membeli atau tidak membeli,membeli sedikit ataupun
banyak,membeli sekarang atau nanti,membeli yang warna merah atau biru,dan
sebagainya.
Yang menjadi pertanyaan adalah pertimbangan apa sejatinya yang
mendasari keputusan tersebut.Kiranya dapat di simpulkan setiap konsumen sebelum
mengambil keputusan membeli memiliki berbagai pertimbangan dan juga pertimbangan
yang berbeda.Pertimbangan ini di latar belakangi bermacam sebab,dari tingkat
pengetahuan,pemahaman dan pengalaman terhadap produk.Disamping itu pertimbangan
lainnya terkait dengan keyakinan,suasana hati,kondisi sosial ekonomis,dan
beragam pertimbangan lainnya.Berdasarkan logika dan akal sehat,secara sederhana
pertimbangan konsumen dalam membeli dapat dikategorikan dalam pertimbangan
rasional dan tidak rasional.
Bertitik tolak dari pemikiran tersebut,maka landasan pertimbangan
membeli dapat di kemukakan sebagai berikut:
a)
Pertimbangan
Rasional
Pertimbangan ini didasari oleh pemikiran bahwa suatu barang dan
atau jasa di beli di perhitungkan secara rasional,mencakup unsur-unsur
ekonomis,efisien,efektif,sesuai kebutuhan,harganya sesuai kemampuan,dan sesuai
takaran. Contoh: seorang karyawan perusahaan mencari rumah tinggal berdekatan
dengan tempat kerja agar memperpendek jarak tempuh ke kantor.
b)
Pertimbangan
Irasional
Pertimbangan irasional atau emosional selain didasari oleh rasa
yang di refleksikan melalui pancaindra,juga motivasi untuk memiliki suatu
produk yang tidak atau belum dimiliki oleh orang lain. Contoh:seseorang membeli
barang langka yang belum orang punya atau limited edition hanya orang-orang
tertentu saja yang punya,hal ini di landasi dorongan emosional dan tidak di
dasari dengan pertimbangan logika berfikir.Sesuai dengan pendapat Maslow
(1843),masuk dalam kategori memenuhi kebutuhan aktualisasi diri.
c)
Pertimbangan
Lainnya
Pertimbangan
ini berada diantara pertimbangan rasional dan pertimbangan irasional. Suatu
pertimbangan lebih banyak dilandasi oleh pemikiran rasional, akan tetapi dalam
hal lain dilandasi oleh perasaan emosional. Perbandingan antara landasan
rasional dan emosional tidak mudah untuk menghitungnya, oleh karena situasinya
sangat kondisional dan individual
subyektif.

Pertimbangan
ini terkait dengan perhitungan konsumen secara ekonomis atas barang dan jasa
yang akan dibeli.
Dasar
Pertimbangan Konsumen dalam Mengambil Keputusan
Menurut
Schiffman dan Kanuk
Membuat
pertimbangan secara ekonomis artinya konsumen memiliki pengetahuan yang relatif
luas tentang produk. Beberapa langkah yang dilakukan meliputi :
1. Tingkat
pengetahuan dan pemahaman konsumen tentang produk yang akan dibeli (cognitive consideration).
2. Tingkat
kepercayaan dan keyakinan bahwa produk yang dibeli mampu memberikan solusi
dalam memenuhi kebutuhan dan keiinginannya (affective
considention).
3. Tindak
lanjut pertimbangan (behavior
consideration).

Pada
pertimbangan pasif, konsumen dianggap sebagai pembeli yang tidak berfikir
secara rasional dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal yang melekat
pada individu setiap konsumen. Internal meliputi unsur-unsur persepsi,
kepribadian, pembelajaran, motivasi, dan sikap. Tipe konsumen pasif menjadi
sasaran empuk para pemasar, terutama para pemasar yang gigih dan berpengalaman.
Upaya yang dilakukan melalui pembentukan persepsi konsumen terhadap manfaat dan
kelebihan lainnya atas produk, dan menimbulkan kebutuhan.

Konsumen
dengan tipikal ini pertimbangannya terletak pada manfaat dan kualitas produk yang akan dibeli.

Konsumen
dengan tipikal ini lebih menitikberatkan keputusan dan pertimbangan emosional
dari pertimbangan –pertimbangan yang lain.

Dari
pertimbangan - pertimbangan diatas,
ternyata masih terdapat model-model pertimbangan lainnya. Model pertimbangan - pertimbangan
tersebut yaitu:
ü Perilaku
ketika membeli (Consumer Gifting Behavior )
Barang atau jasa yang di beli sebagai
hadiah,atau dengan kata lain sifatnya sangat khusus.
ü Perilaku
diluar pakem (Beyond the decision, Consuming and Possession)
Perilaku konsumen dalam membeli
didasarkan pada barang,jasa,dan pilihan merek dagang.
ü Produksi
memiliki arti dan ketenangan khusus(Products have special meaning and
memories)
Barang atau jasa yang di beli baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk hadiah,dan mampu menggugah seseorang yang
membeli maupun yang menerima pemberian pada kenangan indah pada masa lalu.
ü Pemasaran
berbasis hubungan baik (Relationship markrting)
Banyak perusahaan membangun program
pemasaran(membangun program loyalitas pelanggan)guna memupuk komitmen dan
loyalitas pelanggan terhadap perusahaan dan barang atau jasa yang di jual
perusahaan.
0 komentar:
Posting Komentar